Bagi anda yang masa kecilnya hidup di era
tahun 1980 s/d 1990an , pasti sering mendengar lantunan sholawat tarhim di masjid-masjid atau
langgar, Sholawat ini begitu terkenal waktu itu di Indonesia khususnya wilayah
Jawa Timur, lantunannya yang merdu dan juga sangat enak di telinga sehingga
membawa sebuah kenangan tersendiri, sholawat tarhim ini biasanya diputar
menjelang adzan shubuh, ketika sahur bulan ramadahan dan juga menjelang adzan
maghrib, dan isya.
untuk bacaanya, audio serta video, lanjut di bawah ya, kita potong sejenak
dengan asal-usul shalawat tarhim
A. ASAL-USUL SHALAWAT TARHIM
كاَنَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم
يَطُوْفُ فِي الْكَعْبَةْ فَرَأَى أَعْرَابِيًّا يَطُوْفُ بِهاَ وَيَقُوْلُ : ياَ
كَرِيْم , فَقَالَ النَّبِيُ صلى الله عليه وسلم وَرَاءَهُ : ياَ كَرِيْم –
فاَنْتَقَلَ الْأَعْرَابِيُّ اِلَى رُكْنِ الثَّانِيْ وقاَلَ: يا كريم, فَقاَلَ
النَّبِيُّ (صلى الله عليه وسلم) – فَقَالَ الْحَبِيْبُ (صلى الله عليه وسلم)
وَرَاءَهُ : يا كريم, فَانْتَقَلَ الْأَعْرَابِيُّ اِلَى الْحَجَرِ الْأَسْوَدِ
فَقاَلَ : يا كريم- فقال النبي (صلى الله عليه وسلم) – فقال الحبيب (صلى الله عليه
وسلم) وراءه : يا كريم, فَالْتَفَتَ الْأَعْرَاِبي فَقاَلَ: أَتَمْزَحُوْنَنِيْ
ياَ أَخَ الْعَرَبِ؟ وَاللهِ لَوْلاَ صَباَحَةُ وَجْهِكَ وَبَلَغَ طاَ لِقَتكَ
لَشَكَوْت اِلَى حَبِيْبِيْ مُحَمَّداً- فَقاَلَ لَهُ النَّبِيُّ صلى الله عليه
وسلم أَوَلاَ تَعْرِفُ نَبِيَّكَ يا أخ العرب؟ قَالَ وَاللهِ أَمَنْتُ بِهِ وَلَمْ
أَرَهُ وَدَخَلْتُ مَكَّةَ وَلَمْ أَلْقَهُ – قاَلَ لَهُ النَّبِيُّ (صلى الله
عليه وسلم) اَنَا نَبِيُّكَ يا أخ العرب – فَانْكَبَّ الأعرابي عَلىَ يَدِ
النَّبِيِّ يُقَبِّلُهاَ وَيَقُوْلُ: فِدَاكَ أَبِيْ وَأُمِّيْ ياَ حَبِيْبَ اللهِ
– فَنَزَلَ جِبْرِيْلُ الْأَمِيْنُ عَلىَ النَّبِيِّ وَقاَلَ لَهُ : ياَ حَبِيْبَ
اللهِ (صلى الله عليه وسلم) – اللهُ يُقْرِئُكَ السَّلاَمَ وَيَقُوْلُ لَكَ : قُلْ
لِهَذاَ الأعرابي : أَيَظُنُّ إِنْ قاَلَ ياَ كَرِيْم أَنَّناَ لاَ نُحاَسِبُهُ؟
فَقاَلَ الأعرابي : وَاللهِ ياَ نَوْرَ الْعَيْنِ ياَ جَدَّ الْحَسَنَيْنِ , لَوْ
حَاسَبَنِيْ رَبِّيْ لَأُحاَسِبَنَّهُ – قَالَ لَهُ النَّبِيُّ (صلى الله عليه
وسلم) : وَكَيْفَ تُحاَسِبُ رَبَّكَ يا أخ العرب؟ قاَلَ: لَئِنْ حاَسَبَنِيْ عَلىَ
ذَنْبِيْ حاَسَبْتُهُ عَلىَ مَغْفِرَتِهِ – وَإِنْ حاَسَبَنِيْ عَلىَ تَقْصِيْرِيْ
حاَسَبْتُهُ عَلىَ جُوْدِهِ وَكَرَمِهِ – فَقاَلَ جِبْرِيْلُ الْأِمِيْنُ: ياَ
حَبِيْبَ اللهِ , اللهُ يَقُوْلُ لَكَ – قُلْ لِهَذاَ الْأَعْرَابِيّ أَنْ لاَ
يَحاَسِبَناَ وَلاَ نُحاَسِبُهُ – الله أكبر!!!
Penjelasan Arti diatas : Adalah suatu saat Nabi SAW
melakukan Thowaf mengelilingi Ka’bah. Tiba- tiba beliau melihat seorang Arab
Badui juga sedang Thowaf sambil menyeru: “Ya- Kariim!” Maka Nabi pun
dibelakangnya mengucapkan “Ya Kariim”. Maka Arab Badui itupun berpindah ke
Rukun Tsani dan berdo’a: Ya Kariim. Maka Nabi, Sang kekasihpun menirukan “Ya
Kariim”. Maka berpindahlah Arab Badui itu ke dekat Hajar Aswad dan berdo’a: Ya
Kariim!!, Maka Nabi- Sang kekasihpun berdo’a: “Ya Karim”. Maka Sang Arab Badui
itupun menoleh dan berkata: “Adakah kamu mentertawakan aku? Seandainya bukan
wajahmu yang bercahaya dan penuh keramahan, pasti sudah kuadukan kepada
kekasihku yakni baginda Muhammad!!”.
Maka Nabi SAW berkata kepadanya:”Apakah engkau belum mengenal Nabimu wahai
saudara Arabku?” Maka Orang Badui itu berkata:”Demi Allah aku beriman padanya
padahal aku belum pernah mengenalnya sejak aku memasuki Mekah dan aku belum
pernah menjumpainya”. Maka Nabi pun berkata padanya: “Aku ini (Muhammad) Nabimu
wahai saudara Arabku”. Maka Sang Badui itupu segera memeluk kehadapan Nabi dan
mencium tangan beliau seraya berkata:”Bapak dan Ibuku sebagai penebusmu wahai
Sang kekasihku” Maka Jibrilpun turun kepada Nabi dan berkata:”Wahai Sang
Kekasih Allah, Allah mengucapkan salam untukmu dan berfirman kepadamu:”
Katakanlah pada orang Badui itu apakah ia menyangka Aku tak akan menghisabnya
ketika ia mengucapkan Ya Kariim?” Maka Orang Badui itu berkata:”Demi Allah wahai
cahaya mataku, eyang dari Hasan dan Husain, Seandinya Robku menghisabku, maka
akupun akan menghisab-Nya! Maka Bersabdalah Nabi:”Bagaimana engkau akan
menghisab Robmu?” Badui berkata:”Jika Rob menghisabku atas dosa- dosaku, maka
aku akan menghisab segala ampunan-Nya, dan jika Ia menghisabku atas segala
keteledoranku, maka aku akan menghisab anugerah dan kemulyaan Nya”. Maka
berkatalah Jibril Al- Amin: “Katakanlah pada orang ini:” Janganlah ia menghisab
Ku, maka Aku pun tak akan menghisabnya”. Allohu Akbar!!!
Riwayat ini oleh masyarakat mesir sering dibaca dengan lagu yang indah pada
waktu menjelang shubuh untuk TARHIM
B. SEJARAH SHOLAWAT TARHIM DI INDONESIA
Shalawat ini pertama kali dipopulerkan di Indonesia melalui Radio
Yasmara (Yayasan Masjid Rahmat), Surabaya pada akhir tahun 1960′an.
Penciptanya adalah Shaikh
Mahmoud Khalil Al Hussary, ketua Jam’iyyatul Qurro’
di Kairo, Mesir.
Bagaimana asal mula ceritanya shalawat tarhim ini akhirnya bisa sampai ke Indonesia?
Menurut Cak Nun, Syaikh Al Hussary pernah berkunjung ke Indonesia—misi
belum diketahui, mungkin dalam rangka study tour—dan beliau ‘dibajak’
di LOKANANTA,
Solo untuk rekaman shalawat tarhim ini.
Syaikh Mahmoud Al-Hussary (1917-1980, محمود خليل الحصري)
adalah ulama lulusan Universitas Al-Azhar dan merupakan salah satu Qâri’
(pembaca Quran) paling ternama di jamannya, sampai-sampai ia digelari Shaykh
al-Maqâri (sing ahli qiroah). Syaikh Al-Hussary dikenal karena
kepiawaiannya dalam membaca Qur’an secara tartîl.
Ia mengatakan bahwa membaca Qur’an bukan semata-mata tentang irama (lagu)
atau seni bacaannya, yang paling penting adalah tartîl: memahami bacaan Qur’an
dengan baik dan benar, yaitu melalui studi kebahasaan (linguistik) dan dialek
Arab kuno, serta penguasaan teknik pelafalan huruf maupun kata-perkata dalam
Quran. Dengan begitu bisa dicapai tingkat kemurnian (keaslian makna) yang
tinggi dalam membaca Al-Qur’an.
C. BACAAN LENGKAP SHALAWAT TARHIM (TEKS ARAB, LATIN SERTA ARTINYA)
Bacaan Shalawat tarhim:
ASH-SHALÂTU WAS-SALÂMU ‘ALÂYK
YÂ IMÂMAL MUJÂHIDÎN YÂ RASÛLALLÂH
ASH-SHALÂTU WAS-SALÂMU ‘ALÂYK
YÂ NÂSHIRAL HUDÂ YÂ KHAYRA KHALQILLÂH
ASH-SHALÂTU WAS-SALÂMU ‘ALÂYK
YÂ NÂSHIRAL HAQQI YÂ RASÛLALLÂH
ASH-SHALÂTU WAS-SALÂMU ‘ALÂYK
YÂ MAN ASRÂ BIKAL MUHAYMINU LAYLAN NILTA MÂ NILTA WAL-ANÂMU NIYÂMU
WA TAQADDAMTA LISH-SHALÂTI FASHALLÂ KULU MAN FIS-SAMÂI WA ANTAL IMÂMU
WA ILAL MUNTAHÂ RUFI’TA KARÎMAN
WA ILAL MUNTAHÂ RUFI’TA KARÎMAN WA SAI’TAN NIDÂ ‘ALAYKAS SALÂM
YÂ KARÎMAL AKHLÂQ YÂ RASÛLALLÂH
SHALLALLÂHU ‘ALAYKA WA ‘ALÂ ÂLIKA WA ASHHÂBIKA AJMA’ÎN
Arti (terjemahan) shalawat tarhim:
Shalawat dan salam semoga tercurahkan padamu
Duhai pemimpin para pejuang, ya Rasulullah
Shalawat dan salam semoga tercurahkan padamu
Duhai penuntun petunjuk Ilahi, duhai makhluk yang terbaik
Shalawat dan salam semoga tercurahkan atasmu
Duhai penolong kebenaran, ya Rasulullah
Shalawat dan salam semoga tercurahkan padamu
Wahai Yang Memperjalankanmu di malam hari Dialah Yang Maha Melindungi
Engkau memperoleh apa yang kau peroleh sementara semua manusia tidur
Semua penghuni langit melakukan shalat di belakangmu dan engkau menjadi imam
Engkau diberangkatkan ke Sitratul Muntaha karena kemuliaanmu
Dan engkau mendengar suara ucapan salam atasmu
Duhai yang paling mulia akhlaknya, ya Rasulullah
Semoga shalawat selalu tercurahkan padamu, pada keluargamu dan sahabatmu.
D. Sholawat Tarhim Video & Mp3
Video Sholawat Tarhim Shaikh Mahmoud Khalil Al Hussary, Lengkap
dengan Subtitle Arab dan Latin
Video
Qiraah Syaikh Al-Hussary di Masjid Namirah, Mekkah (1958)
Shalawat Tarhim yang Biasa di Putar Setelah Adzan Buka Puasa Ramadhan by Syaikh Mahmud Al Husairi…
Kesimpulan: Shalawat tarhim sangat enak didengarkan kapan saja, apalagi waktu menjelang subuh. Manfaat yang didapat dari mendengar shalawat tarhim, selain membangkitkan keterikatan emosional antara diri kita dengan Nabi saw, menenangkan pikiran dan menyejukkan hati, juga bisa sebagai obat kangen keluarga di rumah (di desa, kampung) dan orang-orang tercinta yang sudah tiada, tentunya bagi anda yang masa remajanya di era 1980 s/d 1990an.
Shalawat Tarhim yang Biasa di Putar Setelah Adzan Buka Puasa Ramadhan by Syaikh Mahmud Al Husairi…
Adzan Tempo Dulu Saat Buka Puasa Ramadhan oleh Mahmud Al Husairi.
E Download Audio Mp3 Sholawat Tarhim Shaikh Mahmoud Khalil Al Hussary
Sholawat Tarhim mp3
Kesimpulan: Shalawat tarhim sangat enak didengarkan kapan saja, apalagi waktu menjelang subuh. Manfaat yang didapat dari mendengar shalawat tarhim, selain membangkitkan keterikatan emosional antara diri kita dengan Nabi saw, menenangkan pikiran dan menyejukkan hati, juga bisa sebagai obat kangen keluarga di rumah (di desa, kampung) dan orang-orang tercinta yang sudah tiada, tentunya bagi anda yang masa remajanya di era 1980 s/d 1990an.
source http://www.masuk-islam.com
No comments:
Post a Comment